About Us

SKM Indonesia merupakan perusaan lokal di Kalimantan Timur yang sedang berkembang pesat, perusahaan ini didirikan atas pemenuhan kebutuhan jasa bidang PEST CONTROL & HYGIENE SERVICE yang cukup tinggi diberbagai sector bisnis di Kalimantan Timur

Contact Info

Tamansari Bukit Mutiara, Blok B, Balikpapan, Kalimantan Timur, INDONESIA

+62 821 556 89240

info@skmindonesia.com

Ulat Bulu Menimbulkan Keresahan Di Pemukiman Dan Perkebunan

Ulat bulu sebenarnya bukan hama utama pada tanaman budidaya. Hama ini umumnya memakan dedaunan dari berbagai jenis pohon, tumbuhan merambat, semak belukar, dan dalam beberapa kasus menyerang beberapa tanaman semusim, tetapi belum ada indikasi menyerang padi dan jagung. Ulat bulu akan menyebar ke mana-mana, bahkan ke pemukiman penduduk, apabila inangnya habis atau mencari tempat berlindung dari sengatan matahari. Hal inilah yang meresahkan penduduk karena ulat bulu dapat
menyebabkan reaksi gatal, sehingga mereka berusaha membasmi ulat bulu dengan berbagai cara, baik konvensional maupun dengan insektisida.

Daur hidup ulat bulu yang menyerang daerah Probolinggo berlangsung 4-5 minggu. Seekor ngengat betina mampu bertelur hingga 300 butir, sehingga perkembangan serangga ini sangat cepat. Ulat yang merupakan hasil dari telur-telur ngengat yang menetas ini hanya memakan daun mangga. Apabila daun mangga sebagai inang yang disukai tidak tersedia secara cukup, ulat akan menyerang inang alternatifnya, antara lain jambu, asam, mindi, dan cemara. Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, ada 930.566 pohon mangga di sembilan kecamatan. Pohon yang terserang ulat bulu hanya 1,5% dengan rincian: terserang berat 10.559 pohon dan terserang sedang 2.457 pohon. Oleh karena itu,
serangan ulat bulu relatif tidak berdampak pada produksi mangga di kabupaten Probolinggo.
Selanjutnya dikatakan bahwa jika tidak ada serangan susulan, setelah daun bersemi
kembali, pohon mangga akan berbunga banyak. Hal ini didasarkan atas kebiasaan tanaman
saat akan berbuah, bunga biasanya muncul pada ranting pohon yang mengeluarkan daun
baru.

Faktor penyebab eksplosi

Ada dua faktor penyebab eksplosi ulat bulu, yakni faktor abiotis dan faktor biotis. Kedua faktor tersebut berkaitan satu sama lain, sehingga tidak dapat berdiri sendiri. Faktor abiotis, antara lain terjadinya anomali cuaca, terutama peralihan musim hujan ke musim kemarau yang sangat mendukung bagi ulat untuk berkembang biak. Selain itu, erupsi gunung Bromo menyebabkan udara panas sehingga ngengat bermigrasi ke daerah yang lembab, termasuk permukiman karena tertarik cahaya lampu.
Kedua kemungkinan faktor abiotis tersebut masih diragukan kebenarannya. Alasannya, kalau eksplosi ulat bulu ini disebabkan oleh cuaca ekstrem, tentu hama lainnya, termasuk penyakit akan mengalami eksplosi juga. Selain itu, kalau disebabkan oleh migrasi akibat erupsi gunung Bromo, mengapa eksplosi ulat bulu juga terjadi di daerah lain, misalnya di daerah Medan yang jauh dari pengaruh abu volkan gunung Bromo.
Faktor biotis utama yang berpengaruh terhadap keberadaan ulat bulu adalah musuh alami. Apabila musuh alami ini musnah, antara lain akibat dari penggunaan pestisida yang berlebihan dan musim hujan yang berkepanjangan, akan memicu terjadinya eksplosi ulat bulu. Musuh alami ulat bulu terdiri atas predator, parasitoid, dan beberapa patogen serangga kelompok bakteri, virus, dan jamur. Burung pemakan ulat juga termasuk predator. Apabila kondisi cuaca tidak menguntungkan atau kehilangan pohon pelindung akibat ditebangi, burung akan bermigrasi ke daerah lain. Burung pemakan ulat juga sering ditangkap oleh pemburu liar untuk diperjual-belikan, demikian juga semut rangrang dicari
untuk diambil telurnya (kroto) untuk pakan burung, sehingga populasinya turun drastis.

Leave a Reply

Open chat
Hallo, Ada yang bisa kami bantu ?