DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue. “Virus dengue terdiri dari empat jenis, yaitu virus dengue serotipe-1, serotipe-2, serotipe-3, dan serotipe-4,
DERAJAT PENYAKIT
- Derajat penyakit dari derajat 1 sampai dengan 4 yaitu
- DBD Serotipe-1 : demam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala, nyeri di belakang bola mata, pegal pegal dan nyeri sendi dengan uji bendung positif.
- DBD Serotipe-2 : gejala diatas disertai perdarahan spontan seperti bintik bintik merah di kulit, mimisan, perdarah gusi, muntah darah atau berak hitam.
- DBD Serotipe-3 : gejala diatas disertai kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab serta gelisah)
- DBD Serotipe-4: Renjatan/ syok berat dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur.
Demam berdarah merupakan penyakit yang mudah menular. Sarana penularan demam berdarah sendiri berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus.
Kriteria Demam berdarah dengue menurut WHO adalah sebagai berikut : Demam 2 – 7 hari biasanya bifasik yaitu demam tinggi hari hari pertama kemudian dapat mencapai suhu normal dan sekitar hai ke 5 diikuti demam lagi.
Terdapat minimal satu manifestasi perdarahan yaitu : uji bendung positif, bintik bintik merah di kulit yang timbul sponatan, perdarahan gusi, mimisan, muntah darah atau buang air besr hitam. Jumlah trombosit < 100.000/uL Terdapat minimal satu tanda kebocoran plasma yaitu peningkatan hematokrit >20% awal atau penurunan nilai hematokrit setelah mendapat terapi cairan dan tanda tanda kebocoran plasma yaitu terdapat cairan di rongga paru, rongga perut yang diketahui dengan pemeriksaan ronsen atau USG, serta penurunan jumlah protein darah.
Untuk mencegah, khususnya mencegah perkembangbiakan nyamuk aedes aegepty yang merupakan sarana penularan demam berdarah melakukan 3 M.
3 M yaitu :
- Menguras bak mandi
- Menutup tempat penampungan air
- Mengubur barang-barang bekas yang tidak terpakai yang berpotensi menjadi tempat
genangan air hujan.
• Fongging atau pengasapan
• Abatisasi
DBD tetap menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia . dengan mengikuti kriteria WHO, diagnose klinik agar segera ditentukan disampaikan modalitas diagnose untuk menilai infeksi virus subtitusi kehilangan cairan akibat kebebasan plasma. Alam terapi cairan jumlah serta kecepatan dan memantau baik secara klinik maupun laboratoris untuk menilai respon kecukupan cairan .




